1. Mudah terjerumus ke perzinaan
Beberapa
pelaku pacaran seringkali menyangkal tentang hal ini. Kata mereka,
asalkan bisa menjaga hati, InsyaAllah tidak terjadi hal itu (waaah,
perbuatan munkar kok pake InsyaAllah..). cobalah simak hadits ini:
"Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua teling zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya." (HR Bukhari).
Padahal engkau tahu, yang namanya orang pacaran, pasti
ada hal-hal yang tidak dibenarkan dalam islam: memandang lawan jenis,
berpegangan tangan, berduaan di tempat sepi, berciuman, hinggaâ?¦.ah,
tak usah disebutkan. Bahkan meski pacarannya hanya sebatas lewat telpon,
SMS atau chatting pun, hal tersebut sudah bisa memicu terjadinya zina
hati.
Semua larangan-larangan tadi ada dalil shahihnya. Sebagai contoh, simaklah hadits ini:
Rasulullah
saw. berpesan "Janganlah engkau ikuti padangan dengan padangan
berikutnya, karena untukmu adalah padangan yang pertama, sedangkan
selanjutnya bukan untukmu." (HR. Ahmad) Dan hadits yang terkenal :
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah tidak
melakukan khalwat dengan seorang wanita yang tidak disertai oleh
mahramnya karena sesungguhnya yang ketiga adalah setan."
Tentang
dampak negatif yang pertama ini tak perlu disangkal lagi. Tak terhitung
lagi jumlah pemuda muslim yang benar-benar terjerumus dalam
perzinaan"yang diawali dari aktivitas pacaran. Kalau sudah berzina,
berarti ia telah melakukan dosa besar yang akan menyebabkan
dampak-dampak buruk lainnya"baik yang ia rasakan di dunia maupun di
akhirat.
2. Melemahkan Iman
Orang yang pacaran cenderung
meletakkan rasa cinta kepada kekasihnya di atas rasa cinta kepada Sang
Pencipta. Tak perlu mengelak ataupun mengiyakan, sebab pernyataan ini
bisa dibuktikan dengan kualitas ibadah seseorang. Jika kualitas ibadah
seseorang menurun setelah mengalami jatuh cinta, itu artinya porsi
kecintaannya kepada Allah berkurang. Ia jadi jarang ke Masjid, jarang
membaca Al Quran, meninggalkan shalat sunnah, bahkan beberapa hafalannya
hilang, serta banyak ibadah lain yang terlewatkan.
3. "melatih" kemunafikan
Orang
yang berpacaran itu seringkali menipu, berusaha agar pasangannya yakin
bahwa ialah yang terbaik. Memang tidak semua.. tapi umumnya begitu. Ia
akan menampakkan hal-hal yang baik di depan kekasihnya. Adapun hal-hal
yang buruk sebagian besar ia sembunyikan. Sebagian orang ada yang
sengaja menunjukkan beberapa keburukannya kepada kekasihnya sekedar
untuk meraih simpati, mencari kesamaan, mendapatkan pemakluman, atau
sebagai bumbu-bumbu romantisme belaka. Namun tidak jarang orang yang
berpacaran mengatakan sesuatu yang sebenarnya bertentangan dengan hati
kecilnya.
4. Menjadikan panjang angan-angan.
Orang yang sedang
jatuh cinta"pacaran"seringkali teringat dengan orang yang dicintainya
itu. Lalu ia memikirkan sesuatu, berandai-andai setiap waktu"tentang apa
yang akan dilakukan nanti saat bertemu, tentang apa yang akan diberikan
saat itu, tentang kata-kata yang akan diucapkan sebagai bumbu, dan
masih banyak lagi. Padahal ummat Islam dilarang berpanjang angan-angan.
5. Mengurangi produktivitas
Jika
tidak pacaran, seorang siswa tentunya bisa melakukan aktivitas lain
yang lebih produktif; misal membuat karya seni, menulis artikel, cerpen,
puisi, karya tulis, mengerjakan PR, atau yang lainnya. Namun seringkali
produktivitasnya turun lantaran ia berpacaran.
6. Menjadikan hidup boros
orang
yang pacaran akan selalu berkorban untuk pacarnya. Bahkan uang yang
seharusnya untuk ditabung bisa habis untuk bersenang-senang: membelikan
hadiah pacarnya, membeli pulsa, mentraktir, nonton Film, dan yang
lainnya.
7. Akan melemahkan daya kretaifitas dan menyulitkan konsentrasi, karena pikiran mereka hanya tertuju kepada pacarnya
8.
Akan menyebabkan terlambatnya studi. Banyak fakta yang menyebutkan
bahwa menurunnya prosentase kelulusan para pelajar adalah akibat
pacaran, mereka jarang belajar, karena jalan-jalan terus dengan
pacarnya, tidak pernah beli buku (karena uangnya habis untuk
berenang-senang).
9. Terjadinya pertengkaran dan pembunuhan, hanya karena rebutan pacar.
10.
Tidak setia dengan pasangannya jika sudah menikah, karena masing-masing
ingat dengan pacarnya yang lama, dan selalu membanding-bandingkan
antara suami/ istrinya yang syah dengan pacarnya yang lama.
11. dan dampak negatif lainnya (silahkan ditambahkan lewat "coment")
"Barang
siapa yang jatuh cinta, lalu tetap menjaga kesucian dirinnya,
menyembunyikan rasa cintanya dan bersabar hingga mati maka dia mati
syahid."
Sungguh sangat beruntung orang yang mencintai dengan
kesucian diri dan berlindung dari godaan syatan yang terkutuk. Tentunnya
orang yang menjaga cintannya yang suci hingga ia meninggal dunia.
Rasullulah SAW juga berpesan;
"Cintailah sesuatu itu dengan
biasa-biasa saja, karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi
sesuatu yang kamu benci, dan bencilah sesuatu yang tidak kamu ketahui
dengan biasa-biasa saja, karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan
menjadi sesuatu yang kamu cintai (H.R. Bukhari, Abu Daud, Tirmizi, dan
Ibnu Majah, dari Abu Hurairah)
Kedewasaan kita dalam
berpacaran bisa dilihat dari kesiapan untuk bertanggung jawab. Ini dapat
dilihat dari kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan
peran, membagi waktu, perhatian, dan tanggung jawab antara belajar,
pekerjaan rumah, dan pacaran. Kesiapan untuk berbagi dengan orang lain,
menghadapi permasalahan pacaran, dan tetap bisa mengendalikan diri dan
memenuhi nilai-nilai yang dianut dalam berhubungan dengan lawan jenis.
Tahapan pacaran
1. Tahap ketertarikan
Dalam
tahap ini tantangannya ialah bagaimana mendapatkan kesempatan untuk
menyatakan ketertarikan dan menilai orang lain. Munculnya ketertarikan
kita sama doi, misalnya, karena penampilan fisik (doi cakep/cantik,
tinggi), kemampuan (pintar), karakteristik atau sifat misalnya sabar,
cool abis, dan lain-lain. Menurut para ahli, umumnya cowok pada
pandangan pertama lebih tertarik pada penampilan fisik. Sedangkan cewek
lebih karena karakteristik atau kemampuan yang dimiliki cowok.
2. Tahap ketidakpastian
Pada
masa ini sedang terjadi peralihan dari rasa tertarik ke arah rasa tidak
pasti. Maksudnya, kita mulai bertanya-tanya apakah doi benar-benar
tertarik sama kita atau sebaliknya apakah kita benar-benar tertarik sama
doi. Pada tahap ini kita mendadak ragu apakah mau melanjutkan hubungan
atau tidak. Kalau kita enggak mampu memahami tahapan ini, kita akan
mudah berpindah dari satu orang ke orang lainnya.
3. Tahap komitmen dan keterikatan
Pada
tahap ini yang timbul adalah keinginan kita kencan dengan seseorang
secara eksklusif. Kita menginginkan kesempatan memberi dan menerima
cinta dalam suatu hubungan yang khusus tanpa harus bersaing dengan orang
lain. Kita juga ingin lebih rileks dan punya banyak waktu untuk
dilewatkan bersamanya. Seluruh energi digunakan untuk menciptakan saling
cinta dan hubungan yang harmonis.
4. Tahap keintiman
Dalam
tahap ini mulai dirasakan keintiman yang sebenarnya, merasa lebih rileks
untuk berbagi lebih mendalam dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan
merupakan kesempatan untuk lebih mengungkapkan diri kita. Tantangannya
adalah menghadapi sisi yang kurang baik dari diri kita. Tanpa pemahaman
yang baik bahwa cowok dan cewek mempunyai reaksi yang berbeda terhadap
keintiman, kita akan mudah mengambil kesimpulan yang salah bahwa terlalu
banyak perbedaan antara kita dan doi untuk melanjutkan hubungan.
Pacaran, cinta, dan seks
Berpacaran
tidak selalu berarti seks. Cinta yang muncul dalam hubungan seks di
luar nikah sifatnya semu. Mengandalkan hubungan pada hal yang sifatnya
semu tentu saja sangatlah lemah.
Pacaran yang berorientasi pada seks
akan mengganggu proses adaptasi karena dalam kancah seks semuanya tampak
bagus-bagus saja. Kedua pihak sama-sama memelihara yang manis-manis
saja.
Secara faali, cowok lebih gampang tancap gas dan telat nginjak
rem, sedangkan cewek biasanya masih dalam kondisi sadar saat cowoknya
sudah lupa daratan. Inilah sebetulnya saat yang tepat untuk menginjak
rem kuat-kuat. Pengendalian diri dalam hal ini sering kali gagal. Oleh
karena itu, lingkungan harus diciptakan agar rem tidak telat diinjak.
Kondisi
lingkungan yang tidak mendukung, antara lain: berdua saja di tempat
yang jauh dari keramaian, tertutup, bebas gangguan, atau gelap. Di
tempat seperti ini iman sering kali melemah, moral dan akal sehat tak
berfungsi.
Dampak pacaran
Bagi kita, pacaran memiliki dampak positif maupun negatif:
* Prestasi sekolah
Pacaran
bisa menurunkan atau meningkatkan prestasi belajar kita. Prestasi
meningkat biasanya karena semangat belajar yang naik akibat ada pacar
yang senantiasa memberikan dorongan dan perhatian atau karena ingin
membuktikan kepada orangtua bahwa meskipun kita pacaran prestasi belajar
kita tidak terganggu.
Prestasi belajar bisa menurun jika ada
permasalahan yang cukup berat hingga mengganggu konsentrasi dan gairah
untuk belajar atau lebih senang menghabiskan waktu bersama sang pacar
daripada belajar.
* Pergaulan sosial
Pergaulan sosial dengan
teman sebaya maupun lingkungan sosial sekitar bisa menjadi meluas atau
menyempit. Pergaulan menjadi sempit kalau kita lebih banyak menghabiskan
waktu hanya berdua, enggak gaul lagi dengan teman lain. Makin lama
biasanya kita menjadi sangat bergantung pada pacar kita atau sebaliknya
dan tidak memiliki pilihan interaksi sosial lainnya.
Hubungan dengan keluarga pun biasanya menjadi renggang karena waktu luang lebih banyak dihabiskan dengan pacar.
* Bisa stres
Hubungan
dengan pacar tentu saja tidak semulus yang semula diduga karena memang
ada perbedaan karakteristik, latar belakang, serta perbedaan keinginan
dan kebutuhan. Hal itu menyebabkan banyak sekali terjadi masalah dalam
hubungan. Biasanya hal itu akan menguras energi dan emosi
0 comments Blogger 0 Facebook
Post a Comment